Minggu, 19 April 2009

analisis legenda danau toba

Asal Mula Danau Toba

Di sebuah desa di wilayah Sumatera, hidup seorang petani. Ia seorang petani yang rajin bekerja walaupun lahan pertaniannya tidak luas. Ia bisa mencukupi kebutuhannya dari hasil kerjanya yang tidak kenal lelah. Sebenarnya usianya sudah cukup untuk menikah, tetapi ia tetap memilih hidup sendirian. Di suatu pagi hari yang cerah, petani itu memancing ikan di sungai. "Mudah-mudahan hari ini aku mendapat ikan yang besar," gumam petani tersebut dalam hati. Beberapa saat setelah kailnya dilemparkan, kailnya terlihat bergoyang-goyang. Ia segera menarik kailnya. Petani itu bersorak kegirangan setelah mendapat seekor ikan cukup besar.

Ia takjub melihat warna sisik ikan yang indah. Sisik ikan itu berwarna kuning emas kemerah-merahan. Kedua matanya bulat dan menonjol memancarkan kilatan yang menakjubkan. "Tunggu, aku jangan dimakan! Aku akan bersedia menemanimu jika kau tidak jadi memakanku." Petani tersebut terkejut mendengar suara dari ikan itu. Karena keterkejutannya, ikan yang ditangkapnya terjatuh ke tanah. Kemudian tidak berapa lama, ikan itu berubah wujud menjadi seorang gadis yang cantik jelita. "Bermimpikah aku?," gumam petani.

"Jangan takut pak, aku juga manusia seperti engkau. Aku sangat berhutang budi padamu karena telah menyelamatkanku dari kutukan Dewata," kata gadis itu. "Namaku Puteri, aku tidak keberatan untuk menjadi istrimu," kata gadis itu seolah mendesak. Petani itupun mengangguk. Maka jadilah mereka sebagai suami istri. Namun, ada satu janji yang telah disepakati, yaitu mereka tidak boleh menceritakan bahwa asal-usul Puteri dari seekor ikan. Jika janji itu dilanggar maka akan terjadi petaka dahsyat.

Setelah sampai di desanya, gemparlah penduduk desa melihat gadis cantik jelita bersama petani tersebut. "Dia mungkin bidadari yang turun dari langit," gumam mereka. Petani merasa sangat bahagia dan tenteram. Sebagai suami yang baik, ia terus bekerja untuk mencari nafkah dengan mengolah sawah dan ladangnya dengan tekun dan ulet. Karena ketekunan dan keuletannya, petani itu hidup tanpa kekurangan dalam hidupnya. Banyak orang iri, dan mereka menyebarkan sangkaan buruk yang dapat menjatuhkan keberhasilan usaha petani. "Aku tahu Petani itu pasti memelihara makhluk halus! " kata seseorang kepada temannya. Hal itu sampai ke telinga Petani dan Puteri. Namun mereka tidak merasa tersinggung, bahkan semakin rajin bekerja.

Setahun kemudian, kebahagiaan Petan dan istri bertambah, karena istri Petani melahirkan seorang bayi laki-laki. Ia diberi nama Putera. Kebahagiaan mereka tidak membuat mereka lupa diri. Putera tumbuh menjadi seorang anak yang sehat dan kuat. Ia menjadi anak manis tetapi agak nakal. Ia mempunyai satu kebiasaan yang membuat heran kedua orang tuanya, yaitu selalu merasa lapar. Makanan yang seharusnya dimakan bertiga dapat dimakannya sendiri.

Lama kelamaan, Putera selalu membuat jengkel ayahnya. Jika disuruh membantu pekerjaan orang tua, ia selalu menolak. Istri Petani selalu mengingatkan Petani agar bersabar atas ulah anak mereka. "Ya, aku akan bersabar, walau bagaimanapun dia itu anak kita!" kata Petani kepada istrinya. "Syukurlah, kanda berpikiran seperti itu. Kanda memang seorang suami dan ayah yang baik," puji Puteri kepada suaminya.

Memang kata orang, kesabaran itu ada batasnya. Hal ini dialami oleh Petani itu. Pada suatu hari, Putera mendapat tugas mengantarkan makanan dan minuman ke sawah di mana ayahnya sedang bekerja. Tetapi Putera tidak memenuhi tugasnya. Petani menunggu kedatangan anaknya, sambil menahan haus dan lapar. Ia langsung pulang ke rumah. Di lihatnya Putera sedang bermain bola. Petani menjadi marah sambil menjewer kuping anaknya. "Anak tidak tau diuntung ! Tak tahu diri ! Dasar anak ikan !," umpat si Petani tanpa sadar telah mengucapkan kata pantangan itu.

Setelah petani mengucapkan kata-katanya, seketika itu juga anak dan istrinya hilang lenyap. Tanpa bekas dan jejak. Dari bekas injakan kakinya, tiba-tiba menyemburlah air yang sangat deras dan semakin deras. Desa Petani dan desa sekitarnya terendam semua. Air meluap sangat tinggi dan luas sehingga membentuk sebuah telaga. Dan akhirnya membentuk sebuah danau. Danau itu akhirnya dikenal dengan nama Danau Toba. Sedangkan pulau kecil di tengahnya dikenal dengan nama Pulau Samosir.

Struktur

Sipetani Siikan

Putra

Sipetani ikan anak

Sipetani adalah seorang pemuda yang usianya suda cukup untuk menikah, meski luas lahan pertaniannya tidak luas akan tetapi ia bisa mencukupi kebutuhannya dari hasil kerjanya yang tidak kenal lelah.

Siikan

Si ikan adalah penghuni danau konon katanya dia juga mulanya seorang manusia yang dikutuk oleh dewa menjadi seorang ikan. Akhirnya dia diselamatkan oeleh seorang petani kemudian berubah menjadi seorang gadis yang cantik jelita dan khirnya menjadi istri petani tersebut

Putra

Putra adalah anak dari petani dan gadis jelmaan ikanyersebut.

Anak ini sngant nakal, ia sering kali membuat ayahnya marah. Memang pada awalnya ayahnya (sipetani) bersabar, akan tetapi lama kelamaan kesabaran ayahnya habis dan ia memarahi anaknya seketika itu isteri dan anaknya pun menghilang.

Analisis :

Dari cerita diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa danau toba merupakan danau yang konon katanya bersal dari sentakan kaki si petani dikarenakan ia telah melanggar janji yang teleh mereka sepakati dengan istrinbya. Akan tetapi ada juga yang berpendapat bahwa danau toba terjadi akibat letusan gunung merapi. Memang cerita legenda perlu di teliti kebenarannya akan tetapi bukan berarti kita tidak memprcayai adanya cerita tersebut.:

Kesimpulan saya yang ke dua yaitu seandainya sipetani ini tidak pergi memancing berarti ia tidak bertemu dengan gadis ikan tersebut, dan kalau saja anak mereka tidak nakal tidak mungkin sipetani bisa marah dan kalau sipetani tidak marah tidak mungkin sipetani sentakan kakinya. Yang tidak masuk akal lagi akibat dari sentakan kaki sipetani maka terjdilah danau toba. Yang menjadi permasalahan adalah setelah sipetani menghentakan kakinya ketanah dan air naik, sipetani tersebut kemana…..? apakah ia meninggal karena dibawah oleh air atau ….?.

Jadi menurut saya cerita ini boleh saja kita percaya akan tetapi tidak sepenuhnya dikarenakan tidak ada bukti kongkritnya. Semua kejadian alam pasti ada ceritranya yang dipercayai oleh masyarakat sekitarnya. Olehnya itu kita sebagai pembaca jangan pernah meremehkan cerita-cerita seperti diatas.

Cerita ini menurut saya bertujuan agar supaya masyarakat atau semua yang ingin berkunjung ke tempat tersebut agar supaya tidak semena-mena atau tidak merusak keindahan danau tersebut.

1 komentar:

  1. Tritanium Iron: Home Plate | Tiocinco
    Tritanium titanium trim hair cutter reviews Iron: titanium ore Home Plate - Tritanium Iron: Home Plate is a bronze-colored glass titanium pot plate that used ford fusion titanium is crafted from titanium alloy. The how strong is titanium glass plate is coated

    BalasHapus